Image : canva app


Hai perkenalkan aku April.

Aku tinggal bersama ibuku sedangkan ayahku pergi tidak tahu dimana ia sekarang. Sejak kecil ibuku tidak pernah memperlakukan aku dengan dengan baik. Maksudku, ia memperlakukan aku seperti anak tiri. Kurang lebih mirip cerita Cinderella dengan ibunya, hanya saja aku tidak memilki saudara tiri perempuan. Dan aku satu-satunya anak ibuku.

Saat aku masih kecil ibuku tidak pernah membelikan aku apapun yang aku minta. Dan seolah ia tidak pernah peduli walaupun aku menangis. Ibuku juga tidak pernah menemaniku ketika aku bermain. Ia asik dengan dunianya sendiri dan mengabaikanku.

Sejak usiaku menginjak remaja, ibuku selalu menyuruhku untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Setelah pulang sekolah aku selalu menyapu, mengepel, membersihkan dapur, hingga membuatkan makanan untukku dan ibuku. Bahkan aku tidak memiliki banyak waktu untuk bermain bersama teman-temanku. Untuk makanan, Ibuku selalu marah jika masakanku tidak enak. Maka dari itu, aku belajar banyak resep di youtube ataupun di blog. Semakin lama kemampuan memasak ku meningkat.  

Ibuku sangat menyukai masakanku, tapi sikapnya tetap dingin kepadaku. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya. Sampai suatu ketika, aku melihat ibuku sedang merenung di kamarnya sambil melihat sebuah foto. AKu juga melihat jika ibu menangis. Hal ini membuatku merasa sangat penasaran. Ingin sekali aku bertanya pada ibuku tapi aku khawatir ibu akan marah. Akhirnya aku pergi ke kamar dan berusaha melupakan apa yang baru saja aku lihat.

Keesokan harinya, aku libur sekolah dan ibuku pergi. Aku memutuskan untuk membersihkan rumah. Saat aku sedang membersihkan kamar ibu, aku melihat foto bayi diatas meja rias ibuku. Sepertinya ini adalah foto yang kemarin dipegang ibuku dan membuatnya menangis. Tapi siapa dia?

 

"Apakah dia anak ibu yang lain?"


"Jika itu benar, kemana ia sekarang?"


"Apakah dia kakak kandungku?"


Akhirnya aku letakkan foto tersebut ke laci ibuku tapi aku melihat sebuah surat perjanjian. Aku mengambil dan membaca surat perjanjian itu dan ternyata isinya adalah tentang perjanjian pertukaran anak antara aku dan anak ibuku. Ternyata aku bukan anak kandung ibuku. Mungkin ini penyebabnya kenapa ibu bersikap dingin kepadaku. Lalu kenapa ibu kandungku tega menukarku dengan anak orang lain?


Aku benar-benar terkejut dan sedih mengetahui kenyataan ini. Sayangnya di surat itu tidak ada nama pembuat surat.


AKu menunggu ibuku pulang untuk menanyakan kebenaran surat tersebut. Ketika sudah lama menunnggu tiba-tiba ponselku berdering. Ada panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal. Ternyata telepon itu dari rumah sakit dan mengatakan kalau ibu kecelakaan dan ada disana. Aku langsung segera menuju rumah sakit dan menemui ibu.


AKu duduk disamping kasur ibu menunggu ibu bangun. Keesokkan harinya, ibu bangun dan melihatku. Aku lega karena ibu sudah sadar. Setelah ibu pulih dan sudah kembali ke rumah, Ibu memegang tanganku dan mangatakan kalau ada suatu rahasia yang mau dia ceritakan kepadaku.


Aku pun terkejut dan berfikir Apakah rahasia itu berhubungan dengan surat perjanjian itu. Tiba-tiba ibuku menangis. Ibu berkata kalau kalau Aku bukan anak kandungnya. Anak ibu adalah laki-laki dan ia sangat merindukan anaknya. Dulu ibu terpaksa menukar anaknya dengan aku karena ia tidak punya uang sedangkan suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk bertahan hidup maka dari itu ibuku menerima tawaran dari ibu kandungku yang mau membayarnya dengan uang yang banyak.


Ibuku berkata jika sebenarnya aku anak konglomerat. Aku anak kandung dari Sofia dan Martin Oliver. Martin Oliver merupakan salah satu pengusaha terkaya di kota ini.  AKu merasa bingung dan hati ini rasanya campur aduk.  Kenyataan ini membuatku benar-benar sangat sedih. Kenapa seorang ibu tega menukar anak kandungnya.  Aku ingin sekali menanyakan hal ini pada ibu kandungku, tapi sayang aku tidak tahu dimana mereka tinggal.


Malam harinya, aku mencoba mencari tahu tentang keluarga Martin Oliver di internet. Dan ternyata anak laki-laki mereka adalah Adam pacarku. Aku sangat terkejut saat itu. Jadi, aku dan Adam berkenalan melalui media sosial. Setelah itu kamu jadi sering mengobrol dan bertemu hingga akhirnya kami berpacaran.  Dan ternyata pacarku selama ini adalah anak kandung ibuku. Kita hanya bertukar tempat.


Keesokkan harinya aku menghubungi Adam dan ingin bertemu dengannya. AKu menceritakan semua ini kepadanya. Dan dia sangat terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan. Dia menganggap aku ini gila dan pengarang cerita. Lalu aku tunjukkan padanya surat perjanjian itu beserta foto bayi ibuku. Dan Adam hanya terdiam  dan  dia mengajakku menemui orang tuanya. Sampai disana, Adam menceritakan apa yang aku ceritakan padanya kepada Nyonya Sofia dan tuan Martin. Mendengar hal itu nyonya sofia sangat marah pada Adam dan mengatakan kalau itu berita bohong. Nyonya sofia mengatakan kalau dia tidak pernah memiliki anak perempuan. Ia juga berusaha akan mengusirku. Tuan martin hanya bisa terdiam karena masih terkejut dengan fakta ini.  Lalu aku mengajukan untuk melakukan tes DNA. Nyonya Sofia menolak tawaran dan mengatakan kalau aku sudah membawa pengaruh buruk pada Adam.


Aku sedih sekali mendengar pernyataan itu dari mulut ibu kandungku sendiri. Dia sudah tega menukarku dengan anak orang lain. Dan sekarang dia tidak mengakuiku. Tuan Martin pun akhirnya menyetujui usulanku dan akhirnya kami melakukan tes DNA.


Dari hasil tes itu ternyata aku adalah anak kandung tuan Martin dan nyonya sofia.  Tuan martin menhampiriku dan memelukku dengan dan menyebut April adalah anak perempuanku.


Nyonya sofia juga menghampiri tuan martin dan meminta maaf atas tindakannya. Ia terpaksa melakukan hal itu Karena ia takut akan diceraikan olehnya. Karena pada saat itu, Tuan Martin hanya menginginkan anak laki-laki. Tuan Martin sangat marah kepada Nyonya Sofia dan mengatakan kalau ia tidak bisa memaafkannya. Akhirnya tuan martin menceraikan Nyonya Sofia dan mengusirnya dari rumah. Bahkan sampai didetik inipun Nyonya Sofia tidak meminta maaf kepadaku. Dia justru menyalahkan aku atas apa yang  terjadi saat ini. 


Akhirnya Tuan Martin mengajakku tinggal di rumahnya, dan Adam memutuskan untuk tinggal dengan ibu kandungnnya. Ku pikir ayahku akan menolak kenyataan ini, tapi ternyata dia bahagia dengan keberadaanku. Dia memperlakukan aku dengan sangat baik. Ayah juga sangat menyukai masakanku. Dan setelah beberapa bulan berlalu, aku mendengar kabar kalau ibu kandungku, "Nyonya Sofia" masuk rumah sakit jiwa karena depresi berat. Aku merasa sedih mendengar berita itu. Tapi, semua ini karena jalan yang Ibu pilih dari awal sudah sangat salah. Aku hanya bisa berdo'a Ibuku dapat kembali pulih dan bisamenyayangiku sebagaimana sayangnya seorang ibu kepada anaknya. Di lain sisi, ayahku sudah tidak peduli lagi dengan keadaan ibu karena sakit hatinya yang begitu dalam atas tindakan yang ibu lakukan dahulu.


Sementara itu, hubunganku dengan Adam semakin dekat. Dan sekarang ibu kandung Adam yang dulu adalah ibuku sudah tidak bersikap dingin lagi kepadaku. Ia juga memperlakukanku dengan sangat baik. Kedua orang tua kami sudah merestui hubungan kami. Setelah lulus dari universitas serta hidup mapan, aku dan Adam memutuskan untuk menikah.

 

 -Tamat-